Solok, Pusako— Sekolah
Tinggi Agama Islam Solok Nan Indah (STAI SNI) kembali bergejolak, ratusan mahasiswa bersama pihak penyenggara
akademisi gelar demonstrasi disertai aksi bakar bangku di halaman kampus, Jumat
(7/8). Melalui aksi tersebut, pengurus yayasan pun didesak segera mundur dari
jabatan, karena selama ini dinilai arogan, serta tidak peduli
terhadap nasib STAI SNI sendiri.
Luapan kemarahan mahasiswa
sepanjang siang itu juga mendadak pecah, menyusul keluarnya Surat Keputusan
(SK) pemberhentian jabatan secara sepihak terhadap Ketua STAI SNI, Muharizal,
oleh Yayasan Pembinaan Pengembangan Pendidikan Solok Nan Indah (YP3SNI), tertanggal
5 Agustus 2015, ditandatangani Ketua YP3SNI, Yuresman Wahit. Dmana dalam surat pemecatan bernomor;
031/YP3-SNI/Kpts/VIII/2005, disebutkan jika Ketua SNI, Muharizal, tidak lagi
punya kesamaan visi- misi.
Mestinya sesuai aturan,
pemberhentian seorang pimpinan perguruan tinggi swasta (PTS) harus melalui
rapat senat, alasannya jelas, serta mengacu pada ketentuan hukum yang
digariskan Kemendikbud. Dengan adanya pemecatan ini, juga berarti STAI SNI
kurun waktu 2012-2015 telah 8 kali melakukan pergantian pimpinan.
Begitupun segudang persoalan
lainnya yang menurut mahasiswa maupun penyelenggara STAI SNI sendiri tak lagi
bisa ditelorir. Seperti halnya penggunaan uang lembaga bernilai milliaran
rupiah oleh yayasan bersumber dari mahasiswa, secara sewenang-wenang dipakai
tanpa pertanggung jawaban yang jelas. Hingga akirnya membuat STAI SNI menjadi ngos-ngosan
dalam mengurus kebutuhan akedmis, kemahasiswaan. Saking
parahnya, tak jarang pula beberapa bulan terakhir karyawan, pegawai dan dosen dilingkungan
STAI SNI harus terpaksa tidak menerima gaji lantaran pos dana di rekening
kolap.
Diungkapkan Pembantu Ketua I
(Puket I) STAI SNI, Zamrisman, didampingi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM), Ool Faizin, serta sejumlah karyawan dan dosen dihadapan ratusan
mahasiswa, sikap dan prilaku Pengurus
YP3SNI dibawah kepemimpinan Yuresman Wahit Cs sungguh melampoi batas, hingga tidak
lagi bisa ditolerir. Selama mengayomi lembaga pendidikan itu semenjak 2011
silam, tidak pernah menunjukan sikap membangun, membesarkan kampus. Yang ada
justru berladang di punggung STAI SNI.
Kebetulan, sambungnya, pengelolaan
keuangan yang masuk dari mahasiswa di-plot di dua rekening bank, yakn Bank
Nagari untuk yayasan, dan Mandiri untuk STAI SNI. Namun nyatanya, keuangan yang
berada di rekening Bank Mandiri milik STAI SNI malah seenaknya digerogoti
yayasan untuk berbagai keperluan diluar kepentingan lembaga, dan ketika diminta
pertanggungjawabannya malah pihak yayasan marah-marah. Sebaliknya, keuangan
yayasan yang berada di Bank Nagari, tidak sedikitpun dapat diutak-atik
Padahal, STAI SNI pada
waktu-waktu tertentu sangat membutuhkan dana untuk pembiayaan proses akademis,
begitupun untuk kegiatan mahasiswa lainnya sebagaimana diatur
perundang-undangan berlaku, ataupun secara statuta. Sebut saja kegiatan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta),
seminar, ujian munakhasah (kompre), wisuda dan sebagainya, semuanya baru dapat
dilaksanakan atas adanya biaya.
“Semisal, pada bulan Mai-Juni
lalu bendaharawan sempat me-cek ketersediaan saldo STAI SNI di Bank Mandiri,
diketahui jika dana STAI SNI berjumlah Rp300 juta. Namun begitu akan
dilangsungkan acara wisuda baru-baru ini, malah tersisa saja Rp80 juta, setelah
dikonfirmasi ternyata dipinjam oleh yayasan. Sampai sekarang tidak
dikembalikan, ketika didesak pun enggan untuk membayar,” beber Zamrisman,
kecewa berat.
Tidak itu saja, ulasnya, masih
banyak persoalan lainnya menimpa STAI SNI, hingga membuat eksistensi perguruan
tinggi islam swasta kebanggaan masyarakat Solok akhirnya berjalan terseok-seok.
Beruntung atas persoalan tersebut masih ada pihak eksternal mau berbaik hati
ingin membantu STAI SNI, semisal peminjaman gedung kantor/perkuliahan di jalan
Syekh Kukut oleh Pemerintah Kota (Pemko) Solok.
Atas bergulirnya kenyataan
pahit menimpa STAI SNI, segenap civitas akademika telah melayangkan surat pada
Pembina Yayasan YP3SNI, ditembuskan ke Pemko Solok, Pemkab Solok, Kopertais
Wilayah VI Sumbar, Pemprov Sumbar, serta Ditjen Diktis.
“Kalaulah tidak ada pinjaman
gedung ini, entah bagaimanalah jadinya nasib STAI SNI. Toh gedung perkuliahan
di tiga lokasi, seperti kampus IV di kawasan By Pass, Kampus V di Tanjung Paku,
dan Kampus VI di Jorong Halaban, seluruhnya telah kembali ditarik pemiliknya
lantaran habis masa kontrak. Sementara pihak yayasan YP3SNI begitu
dokonfirmasi, malah berlepas tangan saja,” jelas guru besar bergelar Professor
tersebut.
Ditambahkan ketua BEM STAI
SNI, Ool Faizin, jika dalam waktu dekat tidak kunjung dilaksanakan perombakan
struktur pengurus ditubuh YP3SNI, mahasiswa STAI SNI akan menggelar aksi
susulan lebih besar, serta mendatangi Kantor Kopertais VI wilayah Sumbar untuk
minta perlindungan. Karena selama ini pengurus YP3SNI dibawah struktur Yuresman
Wahid Cs tak obahnya hanya menjadikan STAI SNI sebagai ladang bisnis, mesin
pencetak uang untuk memperkaya diri.
“Kami hanya ingin pengurus
yayasan segera dirombak, dan Ketua STAI SNI tetap dipegang Muharizal,” pungkas
Ool. (Red)
*** Dikutip dari Harian Pagi Padang Ekspres
No comments:
Post a Comment