Thursday, August 13, 2015

Gejolak STAI Memuncak, Yuresman Dipaksa Tandatangani Surat Mundur



Solok, Pusako—  Setelah sempat diam sepanjang lima hari terakhir,  gejolak ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Solok Nan Indah (STAI SNI) untuk meluapkan kemarahan pada jajaran pegurus Yayasan Pembinaan Pengembangan Pendidikan Solok Nan Indah (YP3SNI) kembali pecah, Kamis (13/8). Bahkan gerakan unjuk rasa kali ini mengklimaks, nyaris diwarnai kekerasan, hingga seketika memaksa Ketua YP3SNI, Yuresman Wahit, harus menandatangani surat pernyataan mundur dihadapan ratusan mahasiswanya sendiri.

Selain Ketua YP3SNI, Yuresman Wahit, surat pernyataan mundur diatas kertas bermaterai 6000 sebagaimana disungguhkan mahasiswa, juga ikut ditandatangani Sekretaris YP3SNI, Evi Lamswin.  Kejadian seolah berlangsung diluar prediksi Yuresman Cs, di halaman depan Kampus STAI, jalan Syekh Kukut, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Meski dibawah pengawalan ekstra ketat Petugas Polres Solok Kota, Yuresman Cs pun tetap saja dalam posisi terdesak, sama-sekali tak bisa membela diri.   Begitu tanda tangan selesai dibubuhi, langsung disambut tepuk tangan meriah, diikuti riuhnya  sorak-sorai  kegirangan.

Tidak hanya itu, bersamaan dengan prosesi pembubuhan tandatangan pernyataan mundur, para pengunjuk rasa dibawah koordinator gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa/ Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (BEM/MPM), Perwakilan Alumni dan Perwakilan Akademik, juga mendesak pengurus YP3SNI untuk langsung mengembalikan mobil operasional yayasan ke mahasiswa. Yang mana mobil operasional yayasan YP3SNI berwarna silver, kebetulan selama ini dipakai oleh Sekretaris Yayasan, Evi Lamswin.

Seakan aksi demonstrasi pada siang kemarin, sekitar pukul 12.45 wib, turut mengukir sejarah baru rentang lima tahun terakhir, sekaligus menjadi gerakan kudeta terdahsyat bagi kelembagaan yayasan YP3SNI yang selama ini telah memayungi perguruan tinggi islam swasta (PTIS) terbesar di solok. Karena bersamaan dengan aksi penandatanganan surat mundur bagi kepengurusan yayasan versi Yuresman Cs, juga dipersiapkan struktur pengurus baru YP3SNI untuk selanjutnya diajukan ke Dewan Pembina YP3SNI.

“Tuntutan mahasiswa tidak banyak, diantaranya Ketua YP3SNI, Yuresman harus mundur dari jabatannya. Begitupun Sekretaris, Bendaha, serta hari ini juga mobil operasional YP3SNI beserta surat-surat harus dikembalikan ke mahasiswa. Karena seluruh asset yang ada di STAI SNI adalah haknya mahasiswa,” teriak Presiden Mahasiswa, Ool Faizin, dalam orasinya yang hanya berjarak dua meter saja dengan Yuresman, Evi Lamswin, plus dikelilingi ratusan massa.  

Awalnya agenda pertemuan mahasiswa dengan pihak yayasan direncanakan berlangsung di dalam sebuah ruangan STAI SNI,  setelah sebelumnya Yuresman Cs menggelar Jumpa Pers di Rumah Makan Salero Kampuang, jalan raya Saok Laweh. Namun karena kesal telah lama menunggu sejak pukul 08.00 wib pagi, proses pertemuan pun dilangsungkan di halaman terbuka, dan terik matahari tengah berada tepat diatas kepala pula.  Meski Yuresman telah berupaya memberikan penjelasan, pengertian, mahasiswa tetap saja tak kunjung turun “gula darahnya”.

“Kami sudah terlalu kenyang makan janji, selama ini pihak yayasan selalu ingin menang sendiri, memanfaatkan lembaga untuk dikuras. Hari ini juga pengurus YP3SNI harus turun dari jabatan, dan menandatangani surat pengunduran diri. Berikut mobil operasional beserta kuncinya yang selama ini dipakai yayasan,”  tukas Ool Faidzin, dengan wajah memerah.

Tuntutan yang sama ditengah ratusan massa juga dimuntahkan Wakil Ketua I STAI SNI Zamrisman, atas nama pengelola lembaga pinyaknya mendesak ikut mendesak pengurus YP3SNI untuk langsung mundur dari jabatannya lewat menandatangani surat mundur, dan mengangkat pengurus baru. Menolak penggabungan STAI SNI – UISB, karena antara STAI dan UISB bernaung dibawah lembaga berbeda, yaitu STAI dibawah naungan Diktis – UISB dibawah koordinasi DIKTI.   

“Demi menyelamatkan  lembaga, tidak ada pilihan lain, pengurus sekarang YP3SNI harus mundur. Ditambah kondisi saat ini kian tak kondusif, kemarahan mahasiswa beserta seluruh civitas akademika betul-betul sudah sampai di titik klimaknya,” tegas Zamrisman pula.

Begitu pula halnya dengan pernyataan salah-seorang Perwakilan Alumni STAI SNI, Ustazt Doni, ketika diberikan kesempatan berbicara, pun ikut terpancing meluapkan segerobak kritikan, diikuti kalimat-kalimat pedas atas buruknya kinerja pengurus YP3SNI. Terakhir, menyangkut terbitnya surat pemecatan mendadak Ketua STAI SNI, Muharizal, pasca berlangsungnya acara wisuda, hingga mengakibatkan penandatanganan ijazah bagi 350 Wisudawan menjadi berantakan.

“Sungguh keterlaluan, rentang 2012-2015 sudah delapan kali terjadi pergantian pimpinan di STAI SNI, terakhir Muharizal dipecat oleh yayasan digantikan Masri Elmahsyar yang juga menjabat Rektor UISB, ” ketus Doni.

Sebelumnya, Ketua YP3SNI, Yuresman Wawid, sangat menyayangkan terjadinya aksi unjuk rasa, bahkan gerakan kudeta atas dirinya selaku ketua yayasan, karena menurutnya semua tugas dan tanggung-jawab sudah dijalankan sebagaimana mestinya. Soal pemecatan Ketua STAI, Muharizal, katanya terpaksa harus dilakukan karena sejauh Muharizal tidak punya kesepahaman visi/misi dengan yayasan guna membangun lembaga.

“Kalau memang dianggap tidak kapabel, saya pun siap untuk mundur dari jabatan, Namun rasanya selama ini saya telah bekerja maksimal, berusaha membesarkan STAI SNI,” jelas Yuresman ketika memberikan keterangan pers di Rumah Makan Salero Kampuang.

Terkait pinjaman dana lembaga Rp3,8 milliar oleh seorang pengurus pengurus yayasan, Islamidar Nadirlan, menurutnya persoalan tersebut sudah masuk ke ranah hukum, dan setiap perkembangannya selalu disampaikan ke Dewan Pembina.

“Sekali lagi saya tekankan, Gamawan Fauzi pun selaku pendiri YP3SNI tidak pernah terlibat masalah keuangan dengan STAI SNI, bahkan sepersen pun dia tidak pernah. Termasuk juga saya, hanya tulus mengabdi, bukan berharap materi. Soal materi, kebetulan saya juga punya usaha sendiri,” lurusnya. (Bandaro Mudo)         





No comments:

Post a Comment