Kali ini kami akan kembali membagikan sebuah pusako usang Minangkabau,
namanya adalah Sijundai. Sijundai dalam istilah yang mudah difahami adalah makluk halus pengirim
guna-guna. Akibat serangan sijundai, akhirnya prilaku manusia yang dituju segera
hilang kesadaran. Mulai dari tata cara bicara, tindakan diluar batas kesadaran
manusia.
Basijudai juga boleh dikatakan tindakan diluar batas kesadaran, korban
bisa menangis, tertawa, tanpa sebab tetapi bukan gila. Maka masyarakat Minangkabau
sejak dahulunya menyebutnya kanai sijundai.
Prilaku aneh sijundai biasanya menimpa anak gadis, ataupun anak
bujang, serta penyebabnya cenderung berkaitan erat dengan hubungan percintaan.
Baik karena hubungan tidak lancar atau kena tolak, dicaci dan diaki. Prilaku tersebut
muncul karena ditolak, dicaci, atau dikhianati seseorang hingga berujung dendam.
Dendam yang tak terbalaskan akhirnya dilampiaskan dengan cara ini.
Akibatnya orang yang mendapat kiriman sijundai baik bujang atau gadis akan
berperilaku seperti orang gila, menangis, tertawa sendiri, berteriak,
menarik-narik rambut, dan yang paling popular- memanjat dinding.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan dukun, paranormal pada malam
hari. Bila dukun bisa mempengaruhi korbannya, maka korban akan berjalan menemui
dukun atau orang lain yang meminta dukun melakukan hal demikan. Di antara
isi mantra dukun itu berbunyi; “jika korban sedang tidur suruh ia bangun,
kalau sudah bangun suruh duduk, jika duduk suruh berjalan, berjalan untuk
menemui aku”, Penyakit magis yang juga disebabkan oleh serangan gasing
tangkurak ini lazim disebut Sijundai.
Secara sosial sijundai bekaitan dengan fenomena magic. Perkataan
yang terlalu menyakitkan, atau tersinggung juga menjadi pemicu kiriman sijundai
dari orang yang disakiti. Zaman yang serba modern ini, sijundai tidak akan
pernah lepas selaku tingkah laku yang tidak dijaga. Dala bahasa jawa kena
santet atau kena guna-guna Secara lanjut, sijundai ini menjadi penyakit yang
susah untuk disembuhkan, seakan-akan penyakit keturunan.
Biasanya keluarga yang kena sakit sijundai ini mendapat sangsi sosial
dalam masyarakat. Dalam hal perjodohan akan sulit mendapatkannya. Sebagai mana
dalam kiasan kuriak induaknyo rintiak
anaknyo.
Lain lagi penyebutan berbagai daerah terhadap ilmu ini, ada juga
gasing tangkurak, atau sirompak. Ilmu magis yang memanfaatkan gasiang tengkurak
untuk menimbulkan penyakit sijundai yang merupakan ilmu jahat yang dijalankan
melalui persekutuan dengan syetan. Ilmu ini beredar luas dan dikenal oleh
masyarakat di pedesaan Minangkabau pada umumnya.
Hal ini misalnya terlihat pada popularitas lagu Gasiang
Tangkurak ciptaan Syahrul Tarun Yusuf dinyanyikan oleh Elly Kasim,
seorang penyanyi Minang legendaris. Dalam lirik ini untuk mebalaskan dendam
maka dikrimlah sijundai. Gasiang tangkurak biasanya digunakan membalas dendam.
Ukuran harga yang lazim digunakan adalah emas. Sebagai syarat pengobatan,
biasanya dukun meminta emas dalam jumlah tertentu sebagai tanda, bukan upah.
Tanda ini akan dikembalikan jika sang dukun gagal dalam
menjalankan tugasnya. Tetapi kalau ia berhasil, maka uang tanda ini diambil,
dan pemesan harus menambahnya dengan uang jasa. Selain untuk menyakiti, ada
dukun tertentu yang menggunakan gasiang tangkurak untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh hal-hal magis yang lainnya, gasiang sering juga dipakai sebagai
media untuk mensugesti orang lain menjadi tertarik pada diri kita. Ilmu
terakhir ini biasa disebut Pitunang.
Dalam sejarahnnya Jelas bahwa, (Marzam) manusia turut menggunakan jalan
yang singkat untuk memecahkan permasalahan mereka seperti yang terjadi terhadap
pemuda miskin yang dihina oleh perempuan cantik yang kaya yang juga
memperlihatkan keterbatasan akal dan fikiran manusia serta keyakinannya yang
kuat terhadap hal-hal yang supranatural dengan mengamalkan hal-hal yang magis.
Amalan ritual magis seperti ini menjadi popular di kalangan pemuda
yang menyatakan cintanya kepada seorang perempuan dan tidak dibalas dengan
baik, maka cintanya yang ditolak atau dihina membuatkan mereka berjumpa dan
meminta bantuan kekuatan ghaib. Baik sijundai, gasiang tangkurak, atau sirompak
merupakan ritual balas dendam kerena cinta yang tak sampai karena buruk rupa,
miskin, atau ken hina maupun cacian. (red)
*** Dikutip dari; http://www.rahmanvansupatra.my.id/2015/02/sijundai-ritual-magic-untuk-balas-dendam.html
***
No comments:
Post a Comment