Thursday, March 24, 2016

Sujundai



Kali ini kami akan kembali membagikan sebuah pusako usang Minangkabau, namanya adalah Sijundai. Sijundai dalam istilah yang mudah difahami adalah makluk halus pengirim guna-guna. Akibat serangan sijundai, akhirnya prilaku manusia yang dituju segera hilang kesadaran. Mulai dari tata cara bicara, tindakan diluar batas kesadaran manusia.

Basijudai juga boleh dikatakan tindakan diluar batas kesadaran, korban bisa menangis, tertawa, tanpa sebab tetapi bukan gila. Maka masyarakat Minangkabau sejak dahulunya menyebutnya kanai sijundai.

Prilaku aneh sijundai biasanya menimpa anak gadis, ataupun anak bujang, serta penyebabnya cenderung berkaitan erat dengan hubungan percintaan. Baik karena hubungan tidak lancar atau kena tolak, dicaci dan diaki. Prilaku tersebut muncul karena ditolak, dicaci, atau dikhianati seseorang hingga berujung dendam.

Dendam yang tak terbalaskan akhirnya dilampiaskan dengan cara ini. Akibatnya orang yang mendapat kiriman  sijundai baik bujang atau gadis akan berperilaku seperti orang gila, menangis, tertawa sendiri, berteriak, menarik-narik rambut, dan yang paling popular- memanjat dinding. 

Pekerjaan ini biasanya dilakukan dukun, paranormal pada malam hari. Bila dukun bisa mempengaruhi korbannya, maka korban akan berjalan menemui dukun atau orang lain yang meminta  dukun melakukan hal demikan. Di antara isi mantra dukun itu berbunyi; “jika  korban sedang tidur suruh ia bangun, kalau sudah bangun suruh duduk, jika duduk  suruh berjalan, berjalan untuk menemui aku”, Penyakit magis yang juga disebabkan oleh serangan gasing tangkurak ini lazim disebut Sijundai.

Secara sosial sijundai bekaitan dengan fenomena magic. Perkataan yang terlalu menyakitkan, atau tersinggung juga menjadi pemicu kiriman sijundai dari orang yang disakiti. Zaman yang serba modern ini, sijundai tidak akan pernah lepas selaku tingkah laku yang tidak dijaga. Dala bahasa jawa kena santet atau kena guna-guna Secara lanjut, sijundai ini menjadi penyakit yang susah untuk disembuhkan, seakan-akan penyakit keturunan.

Biasanya keluarga yang kena sakit sijundai ini mendapat sangsi sosial dalam masyarakat. Dalam hal perjodohan akan sulit mendapatkannya. Sebagai mana dalam kiasan kuriak induaknyo rintiak anaknyo.

Lain lagi penyebutan berbagai daerah terhadap ilmu ini, ada juga gasing tangkurak, atau sirompak. Ilmu magis yang memanfaatkan gasiang tengkurak untuk menimbulkan penyakit sijundai yang merupakan ilmu jahat yang dijalankan melalui persekutuan dengan syetan. Ilmu ini beredar luas dan dikenal oleh masyarakat di pedesaan Minangkabau pada umumnya.

Hal ini misalnya terlihat pada popularitas lagu Gasiang Tangkurak  ciptaan Syahrul Tarun Yusuf dinyanyikan oleh Elly Kasim, seorang penyanyi Minang legendaris. Dalam lirik ini untuk mebalaskan dendam maka dikrimlah sijundai. Gasiang tangkurak biasanya digunakan membalas dendam. Ukuran harga yang lazim digunakan adalah emas. Sebagai syarat  pengobatan, biasanya dukun meminta emas dalam jumlah tertentu sebagai tanda, bukan upah.

Tanda ini akan dikembalikan jika sang dukun gagal dalam menjalankan tugasnya. Tetapi kalau ia berhasil, maka uang tanda ini diambil, dan pemesan harus menambahnya dengan uang jasa. Selain untuk menyakiti, ada dukun tertentu yang menggunakan gasiang tangkurak untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh hal-hal magis yang lainnya, gasiang sering juga dipakai sebagai media untuk mensugesti orang lain menjadi tertarik pada diri kita. Ilmu terakhir ini biasa disebut Pitunang.

Dalam sejarahnnya Jelas bahwa, (Marzam) manusia turut menggunakan jalan yang singkat untuk memecahkan permasalahan mereka seperti yang terjadi terhadap pemuda miskin yang dihina oleh perempuan cantik yang kaya yang juga memperlihatkan keterbatasan akal dan fikiran manusia serta keyakinannya yang kuat terhadap hal-hal yang supranatural dengan mengamalkan hal-hal yang magis.

Amalan ritual magis seperti ini menjadi popular di kalangan pemuda yang menyatakan cintanya kepada seorang perempuan dan tidak dibalas dengan baik, maka cintanya yang ditolak atau dihina membuatkan mereka berjumpa dan meminta bantuan kekuatan ghaib. Baik sijundai, gasiang tangkurak, atau sirompak merupakan ritual balas dendam kerena cinta yang tak sampai karena buruk rupa, miskin, atau ken hina maupun cacian. (red)

No comments:

Post a Comment